Selasa, 12 Mei 2015

GUMUK DI JEMBER MULAI HABIS, WASPADA !!

Kabupaten jember terkenal dengan istilah 1000 gumuk. Gumuk terbentuk atas letusan Gunung Raung di masa lampau. Sejarah mencatat letusan terlampau Gunung Raung di abad 16 (1500-an Masehi), sebelum itu tidak tercatat. Tercatat juga letusan terdahsyatnya di abad 17 (sekitar 1628 M) [Sumber data : RZ Hakim]

Gumuk adalah sebuah gundukan tinggi serupa gunung kecil dan bukit. Namun tak sama dengan keduanya. Ada beberapa anggapan keliru yang menyatakan bahwa gumuk adalah bukit. Padahal jelas, keduanya berbeda. Karena kandungan antara bukit dan gumuk memliki perbedaan yang jelas. Gumuk masuk dalam pertambangan galian C dengan muatan batu piring, pasir, batu pondasi, kalau bukit sebagian besar kandungannya adalah tanah biasa. Dan masing-masing memiliki keunggulannya sendiri.

Awalnya aku tidak tahu dan mengerti apa itu gumuk. Dan bahkan aku tidak mengerti bahwa “Jargon” yang tersemat dalam tubuh kota Jember adalah “Kota Seribu Gumuk”. Setelah sekian bulan di Jember dan mengikuti UKM Pencinta Alam di Fakultasku aku baru tahu apa itu gumuk. Yang paling membuatku berdecak heran adalah ternyata masih banyak masyarakat jember yang tidak tahu apa itu gumuk, apa saja fungsinya dan bagaimana pemanfaatannya. Mengherankan? Tentu, karena masyarakat Jember setiap hari bergelut dengan gumuk, entah secara sadar ataupun tidak. Yang mereka tahu gumuk adalah sumber penghasil uang emas yang menggoda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya gumuk yang dieksploitasi, mulai dari yang diambil batuan di dalamnya hingga diratakan tanahnya dan diubah menjadi perumahan penduduk ataupun pertokoan.

Mungkin banyak yang lupa atau bahkan tidak tahu bahwa Jember di kelilingi beberapa gunung tinggi di sekitarnya ada gunung raung dengan ketinggian 3344 mdpl yang memiliki kecepatan angin yang tinggi, bahkan nama salah satu pos dari gunung raung yaitu pondok angin, bisa dibayangkan bukan “Pondok Angin”, bagaimana keadaan angin disana? Selain itu ada gunung Argopuro yang memiliki ketinggian 3088 mdpl, dataran tinggi ijen, gunung semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3676 mdpl, yang mana keempat gunung tersebut mengelilingi wilayah kabupaten jember.

Menurut penjelasan RZ hakim mengenai gumuk: Fungsi gumuk sendiri di kabupaten Jember ialah melindungi Jember dari adanya angin kencang yang turun dari pegunungan yang berada di sekitar kabupaten jember sehingga tidak menghantam langsung ke jember, sehingga terjadi penetralan kecepatan angin sewaktu memasuki Jember. Jika tidak ada gumuk maka kekencangan angin yang turun dari gunung akan langsung menghantam Jember. Fungsi lainnya ialah sebagai perputaran ekosistem yang ada di gumuk tersebut, karena menurut mas Hakim sendiri beragam jenis hewan hutan masih terdapat di gumuk. Status gumuk di sini ialah milik tanah pribadi jadi pemilik bisa menjual tanah gumuknya pada sapa saja.

Ciri khas jember yang memiliki 1000 gumuk pun terkikis oleh para investor yang melakukan penambangan di beberapa gumuk. Dari beberapa Pencinta Alam dan teman teman #savegumuk jember mengatakan data terakhir yang mereka kumpulkan sekitar 600-an gumuk yang tersisa. Gumuk di jember yang mulai habis pun menimbulkan effect bencana salah satunya ialah puting beliung yang baru saja terjadi. Lihat saja beritanya di tempo. Nah ada salah satu foto yang tanpa gue sadari setelah gue naikin tonal contrasnya, awan tersebut seperti membuat lingkarangan angin.

MAPENSA, sebagai salah satu Pencinta Alam yang ada di Jember berusaha untuk menyelamatkan gumuk yang ada di Jember. Sampai saat ini MAPENSA hampir memiliki sebuah Gumuk yang berada di Desa Antirogo. Kenapa hampir? Karena gumuk yang dimiliki MAPENSA saat ini dulunya merupakan milik perseorangan (seperti gumuk-gumuk lainnya), jadi sebuah gumuk dimiliki oleh beberapa orang dan hingga saat ini baru ¾ dari gumuk tersebut yang telah menjadi milik MAPENSA. Semuga secepatnya MAPENSA mampu memiliki sebuah gumuk dan dikemudian hari MAPENSA mampu memiliki beberapa gumuk. MAPENSA membeli gumuk tidaklah dimaksudkan untuk ditambang melainkan untuk menyelamatkan dan menyediakan tempat untuk koleksi tanaman (baik langka maupun produksi) milik MAPENSA untuk hidup. Dan bila suatu saat smua gumuk yang ada di Jember telah ditambang ataupun dieksploitasi maka masih akan ada gumuk MAPENSA. Walau mungkin MAPENSA tidak mampu memiliki banyak gumuk, namun MAPENSA mampu menyelamatkan minimal 1 gumuk yang nantinya, mungkin, akan menjadi cerita dan legenda bagi masyarakat Jember.
Selain MAPENSA teman teman #savegumuk di jember pun sedang mengumpulkan dana untuk membeli sebuah gumuk sebagai wujud untuk menyelamatkan gumuk dari tangan investor. Dimana #savegumuk ini dirintisoleh para remaja pers yang mulai khawatir dan peduli terhadap lingkungan.

Alfonso, A,2015 (dg sedikit gubahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar