Sabtu, 28 November 2015

Lestari Gumukku, Lestari Alamku

Gumuk adalah kata yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jember, karena Jember dulu dijuluki sebagai Kota Seribu Gumuk. Pada tahun 2005 jumlah gumuk mecapai 823, hal inilah kemudianmenyebabkan gumuk menjadi tidak spesial di mata masyarakat Jember. Seperti yang dikatakan oleh Giri salah satu aktivis #SaveGumuk, gerakan untuk melindungi gumuk-gumuk di Jember,  salah seorang temannya pernah mengatakan, ”Untuk apa melindungi gumuk jika jumlahnya masih banyak?”
Menurut Sutrisno (Dosen Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember), hanya ada dua wilayah di Indonesia yang mempunyai bentang alam berupa gumuk, yaitu di Jember dan Tasikmalaya. Gumuk memiliki perbedaan dengan bukit, kandungan antara bukit dan gumuk memiliki perbedaan yang jelas: Gumuk mengandung batu piring, pasir, batu pondasi, sedangkan bukit sebagian besar kandungannya hanya tanah biasa.

Gumuk adalah aset  kabupaten Jember, namun masyarakat yang apatis tentang hal ini membuat keberadaanya semakin terancam. Saat ini jumlah gumuk hanya sekitar  600 buah, karena terjadi banyak pengerukan, seperti pada Gumuk Tidar, Gunung Batu, gumuk di daerah Jawa VII, dan pengerukan kapur di daerah Puger. Menurut M. Farid Ma'ruf (Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik  Universitas Jember), pembangunan dilakukan karena gumuk berada pada daerah yang strategis. Hal ini juga dibenarkan oleh Hendrik, Ketua Tim Pemasaran Perumahan Istana Tidar menyatakan bahwa daerah Gumuk Tidar baik untuk bisnis properti, karena dekatdengan kampus IKIP, AKBID, POLIJE dan UNEJ.  “Pembangunan yang dilakukan pada daerah gumuk memiliki kelemahan terutama untuk masalah regulasi air, karena wilayah gumuk lebih tinggidibandingkan wilayah lainnya,” lanjut Farid. Hal yang sama juga disampaikan oleh Hendrik, pembangunan di atas gumuk memang memiliki kelemahan untuk masalah persediaan air, sehingga rumah-rumah di Perumahan Istana Tidar harus membuat sumur bor.

Banyaknya pengerukan gumuk yang dilakukan, menyebabkan bencana puting beliung pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kaliwates, Kecamatan Sumbersari dan Kecamatan Patrang. Menurut Hasan warga asal Kaliwates, Jember belum pernah terjadi angin puting beliung, namun sekitar tiga tahun yang lalu bencana angin puting beliung terjadi. Berdasarkan keterangan dari Giri salah satu penyebab terjadinya angin puting beliung karena hilangnya gumuk yang merupakan penahan angin.
Gumuk juga memiliki manfaat sebagai daerah resapan air, Seperti yang dikatakan Priyo, pegawai Kantor Lingkungan Hidup Jember dilansir dari Ecpose Online, "Mengkhawatirkan, kehilangan gumuk di daerah Jember dapat menyebabkan siklus banjir lima tahunan terjadi lagi, hal ini disebabkan serapan utama air yang ada di daerah Jember hilang.”
Energi untuk Mengeruk Gumuk Pemilik gumuk Gunung Batu yang bernama Mad, mengatakan bahwa akan meratakan gumuk ini. Selama proses pengerukan ini, dia menggunakan alat backhoe yang menghabiskan sekitar 60 sampai 80 liter solar per hari. Ini berarti dalam 100 hari, maka pemilik gumuk menghabiskan 6000 liter solar hanya untuk satu gumuk. Menurut Mad, Gunung Batu itu akan dibuat perumahan untuk anak dan cucunya kelak yang hanya berjumlah 8 orang.
Penggunaan bahan bakar solar diketahui ikut menyumbang gas CO2 yang turut memicu pemanasan global. Solar juga berasal dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui. Dampak ini tidak sebanding dengan manfaatnya mengingat perumahan hanya akan dihuni oleh beberapa orang saja.

Perataan gumuk untuk memenuhi kebutuhan hunian manusia terlihat tidak efektif. Pengerukan gumuk dapat mengubah topografi tanah mengakibatkanputing beliung maupun berkurangnya ketersediaan air.
By : Novitariyani Hasanah & Hidayatul M

Selasa, 01 September 2015

#Mozaik 2 Menuju Mata Air Pertama (Masih Mencari Danau Merah)

Pagi ini kami masih berada di peradaban dimana ketika kita menengok keluar masih menemukan manusia-manusia beserta kegiatannya. Hari ini akan menjadi hari terakhir kami bertemu dengan manusia dan kegiatan normalnya sebelum kami menjejakkan kaki di argopuro menuju ke pos pertama kita. Mata air satu, giras. Pukul 04.00 WIB smua anggota rombongan sudah dibangunkan untuk memasak dan persiapan sholat, walaupun masih saja ada yang membandel tidak bangun karena merasa tidak memiliki tugas memasak ataupun sholat. Namun pukul 05.30 WIB smua terjaga dari kemalasannya dan semangat buat menyantap menu sarapan pagi ini.

Ketika smua sudah mengisi tenaga untuk kegiatan pagi ini hal berikutnya yang dilakukan yaitu senam sederhana sebagai pemanasan dan peregangan untuk mempersiapkan fisik menapaki tanjakan. Hal berikutnya yang dilakukan yaitu packing, berdoa dan foto bersama. Foto kali ini tidak hanya dilakukan dengan bapak penjaga resort saja tetapi juga dengan saudara-saudara dari Palmstar dan MAPALA dari Palembang. Setelah dirasa pengabadian momentnya sudah cukup maka kamipun bersalaman dengan bapak penjaga resort beserta isinya sebagai tanda pamitan kita serta iringan doa dari bapak dan ibu agar kami smua selamat sampai turun nantinya. Dan perjalanan menuju mata air pertamapun dimulai. Pioner untuk hari ini adalah Cumel dan Mas Darong sebagai Sweeper.

Perjalanan kami diawali dengan jalan yang merangkak naik disertai pemandangan perumahan dan persawahan. Ada yang berbeda dari persawahan penduduk kali ini, kalau dulu aku hanya melihat tanaman jagung dan padi maka kali ini menemukan tembakau sangatlah mudah bahkan bisa dikatakan melimpah. Kami berangkat bersama dengan saudara-saudara OPA lain. Setelah berjalan sekian menit kamipun beristirahat di dekat tanjakan dan dam. Dan kembali berjumpa dengan teman-teman OPA lain tersebut.  Mereka memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu dan memilih jalan yang berbeda dengan kami (karena memang sekarang banyak percabangan). Baru beberapa meter melangkah salah satu anggota sudah mengalami hambatan yaitu pusing yanng disertai rasa mual. Tidak hanya satu orang tetapi 2 orang (Tensi dan Asep) dan smuanya adalah perempuan. Maklum saja, ini adalah pengalaman pertama mereka naik gunung. Bahkan asep hingga muntah-muntah dan carriernya sempat dibawakan oleh sang sweeper. Keadaan Tensi masih bisa dikatakan lebih baik karena dia masih mampu membawa carriernya sendiri hingga tempat peristirahatan pertama kami walau dengan langkah kecil-kecil.

Aku sudah membayangkan akan mengisi botol minumku di tempat peristirahatan pertama kami, namun sayang bayang tinggal bayangan. Air ditempat peristirahatan pertama ternyata tidak mengalir akhirna aku, Jubir dan Kram harus mengisi pundi-pundi kesabaran dengan menadah air untuk dimasukkan kedalam botol-botol kosong dengan menggunakan daun pisang serta daun talas. Bukan hanya botol kami pribadi yang diisi tetapi botol-botol kosong peserta lainnya. Setelah acara mengisi botol selesai kamipun beristirahat sejenak sambil menikmati suguhan pemandangan persawahan khas pegunungan beserta punggungan-punggungan yang seolah-olah menarik kami untuk segera menikmati keindahan lain. Dibelai lembutnya angin pegunungan disertai rimbunnya pohon yang menaungi kami memaksa kami tanpa sadar menghilang dan melepaskan sejenak kelelahan yang telah mulai terasa dengan terlelap.

5 menit kemudian sayup-sayup terdengar suara orang mengembalikan kealam nyata. Bersiap melanjutkan perjalanan, menapaki tiap jengkal tanah yang menanjak. Beberapa meter melangkah kembali ada yang merasa gak enak badan, kali ini bukan asep dan tensi lagi tapi Kram dan Tensi. Sepertinya asep sudah mampu mengembalikan kekuatan dirinya secara perlahan dan menyesuaikan tubuhnya dengan lingkungan sekitar (aklimatisasilah).

Langkah kakipun berjalan dengan perlahan, ketika kondisi Kram tidak kian membaik bahkan sampai memuntahkan apa yang masuk kedalam mulutnya hingga membuatnya kehilangan banyak tenaga, bahkan untuk sekedar berdiri butuh kekuatan ekstra. Akhirnya aku, kram dan sang sweeper terpisah dari rombongan. Sang sweeperpun harus bekerja ekstra untuk bolak balik mengangkat carrier, bahkan terkadang harus membawa 2 carrier sekaligus ketika berjalan (Wahhhhh....).

Sampai sang surya tenggelam dan mentari kembali keperaduannya kami bertiga masih jauh dari tujuan, masih ditengah hutan yang berselimutkan hitam tanpa hiasan gemintang. Langkah kaki masih perlahan dan kode-kode masih terus di dengungkan. Tak terasa ada suara yang menyahut. Vivo....

Ternyata ada Mentelek dan Tensi yang masih tertinggal dibelakang. Merekapun bercerita tentang kisah mereka. Dimana mereka berjalan kedepan hingga jauh namun karena tidak menemukan jejak sepatu (mungkin tersapu kabut tadi) maka mereka memutuskan untuk kembali turun dan menemukan 2 tas carrier yang tergeletak tak bertuan di pinggir jalan dan mereka yakin bahwa itu adalah carrier orang yang mereka kenal. Setelah beristirahat melepas penat maka diambillah keputusan bahwa aku dan mentelek yang akan berjalan terlebih dahulu untuk meminta bantuan sodara yang sudah dulu sampai di giras (kami yakin saudara yang lain sudah sampai disana). Akhirnya aku berangkat dengan membawa carriernya mas Darong yang berisikan dome, konsumsi cadangan, perlengkapan pribadi dll sedangkan mentelek berangkat dengan membawa carrierku yang berisikan perlengkapan aplikasi (mackinon, binoc dll), perlengkapan pribadi dan membawa carriernya Jubir (berisi konsumsi dan perlengkapan pribadi). Untung saja jalannya tidak terlalu menanjak seperti sebelumnya atau mungkin karena ini malam hari makanya tanjakan tak terasa dan tak terlihat? Entahlah yang ada difikiranku saat itu adalah segera bertemu dengan sodara-sodara yang digiras.

Namun sayang Mentelek mengalami kram kaki sejak tadi siang dan akupun sepertinya sudah merasa lelah berjalan dari jam 08.00Wib hingga malam ini jam 19.00 WIB belum juga berakhir. Kamipun berjalan namun dengan persyaratan kami beristirahat apabila dirasa kaki mentelek sudah minta diistirahatkan. Kami menyeruak diantara semak-semak yang basah terkena cumbuan kabut tadi sehingga menyebabkan basah pada celana dan baju kami. Sebelum sampai di mata air satu aku dan mentelek telah bertemu dengan para lelaki gerombolan kami yang sudah meletakkan tas carriernya di tempat camp tujuan hari ini (Mas gopek, Magadir, Cumel dan Semar). Mereka membawa air minum dan teh hangat dna menawarkannya padaku dan mentelek. Setelah kami minum beberapa teguk maka mereka melanjutkan langkah dibelakang kami dan beruntunglah Mentelek karena ada Cumel yang membawakan 1 carrier yang dia panggul dan berjalan mengikuti kami. Sedangkan ketiga lelaki yang lainnya menuju ke Tensi, Kram dan mas Darong.
Aku, Cumel dan Mentelek segera berjalan kedepan, beberapa meter didepan kami adalah camp yanng telah kami tuju. Terlihat cahaya didepan kami dan sayup-sayup suara orang yang sedang berbincang-bincang. Sesampainya kami disana telah terhidang teh dan kopi hangat. Kami letakkan carrier pada tempatnya dan mengeluarkan isinya untuk diletakkan ditempatnya pula. Setelah itu kegiatan membantu memasakpun dilakukan sambil menunggu yang dibelakang kami datang. Ketika gerombolan dibelakang datang maka segeralah kami menyeduh teh hangat untuk Kram dan kopi untuk yang lainnya. Krampun langsung masuk kedalam tenda peristirahatan ditemani oleh seorang wanita.

Setelah masakan selesai dan terhidang secara merata maka acara makan malampun dimulai, spesial buat kram makan malamnya adalah bubur (beras dicampur gula merah). Sayang hanya dimakan beberapa suap saja, tapi Alahamdulillah tidak kembali dimuntahkan. Selesai makan malam maka acara selanjutnya yaitu evaluasi kegiatan hari ini dan briefing untuk kegiatan esok hari. Hampir tengah malam ketika acara evaluasi dan briefing selesai dan kami mempersiapkan diri untuk mengistirahatkan tubuh agar segar esok hari. Kali ini kita membuka 4 tenda, 1 untuk istirahat para srikandi, 2 untuk beristirahat para arjuna da 1 untuk tempat barang. Malam ini kita beristirahat dengan penuh peluh siang tadi dan dipeluk impian serta harapan keindahan esok hari.
#SelamatBeristirahatParaPejalanPenuhPelajaran ^_^

Selasa, 18 Agustus 2015

#Mozaik 1 Pencarian Danau M...h (DIKJUT 31 dan PM 30 MPS, Argopuro)

Pagi ini masih sama dengan hari-hari sebelumnya. Disibukkan dengan persiapan keberangkatan ke argopuro untuk penelitian di Danau M.... Kali ini yang berangkat adalah angkatan 27 2 orang, 28 1 orang (sekaligus prwakilan pengurus), 30 1 orang dan 31 sebanyak 8 orang. Kegiatan ke argopuro kali ini berbeda dengan pendakian sebelumnya, selain karena kita akan melakukan analisa vegetasi dan pengamatan burung di danau M... juga akan melakukan analisa air di sungai qolbu serta sosmas di desa Baderan dan Bremi. Dimana acara anveg, anir dan PB merupakan aplikasi dari diklat lanjutan angkatan 31 MPS. Untuk kegiatan sosmas merupakan kegiatan dikjut 31 dan PM angkatan 30.

Setelah semalam memasukkan smua barang yang perlu dibawa kedalam tas carrier maka pagi ini kegiatannya yaitu melengkapi smua keperluan yang kurangserta melakukan gladi bersih dan pelepasan oleh PD III Faperta UNEJ. Setelah selesai sholat jum’at, sekitar pukul 13.00 WIB gladi bersih siap dilaksanakan, dimulai dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan kode etik pencinta alam, sambutan-sambutan hingga pelepasan dari pihak dekanat menjadi serangkaian obat penguat bagi tim yang akan berangkat.

Pukul 14.30 WIB resmilah kami dilepas oleh pihak fakultas, pembina dan saudara-saudara MPS meninggalkan fakultas dan sekret tercinta selama kurang lebih 7 hari dengan menggunakan truck. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam  dan melewati perjalanan yang berkelok-kelok sampailah tim di resort Baderan. Sesampainya disana kami membagi tugas, ada yang menurunkan barang dari truck, menempatkan barang di dalam resort dan melakukan registrasi kepada pihak resort. Setelah smua barang tertata maka hal selanjutnya yaitu memasak. Dimana menu pertama kami adalah oseng-oseng sawi dan gorengan tempe. Cukup sederhana namun nikmatnya tiada tara.

Sebelum tim memasak menuntaskan tugasnya aku dan adikku ABG berpamitan untuk meningalkan resort demi menggali informasi mengenai kehidupan masyarakat di Desa Baderan dan informasi lain yang diperlukan demi menunjang kegiatan PM (Program Mandirinya). Tujuan awal kami yaitu rumah ibu kepala desa. Tidak susah untuk menemukan rumah ibu kepala desana karena informasi yang diberikan oleh Bapak Sus selaku penjaga resort Baderan cukup jelas dan rumah dari ibu kepala desa dipinggir jalan serta terlihat paling berbeda dibandingkan dengan rumah-rumah disekitarnya. Ketika kami bertamu kebetulan Ibu sedang berada di depan rumah dan berbicara dengan seorang bapak-bapak (entah apa yang dibicarakan). Sang bapakpun undur diri dan kami dipersilahkan masuk kedalam rumah oleh sang Ibu, selain itu dijamu pula dengan kue M.N.E dan segelas air aqua (terimakasih Bu). Kamipun memperkenalkan diri dan mengutarakan maksut dan tujuan kedatangan kami kerumah Ibu kepala desa. Sang ibupun setuju untuk bekerjasama dengan kami maka dimulailah sesi penggalian informasi. Setelah cukup lama maka kamipun pamit undur diri karena masih harus mencari informan lain dimana sebelumnya kami bertanya tentang siapakah kiranya orang yang bisa dimintai informasi oleh kami.

Setelah diberitahu oleh sang Ibu kepala desa kami menuju rumah yang dimaksutkan oleh beliau, sayang sekali rumah yang dimaksut sang ibu telah mematikan lampu dan menutup rapat pintunya (padahal sebelumnya banyak orang disana, maklum kan warung). Kamipun mencoba untuk mencari informan lain sampai kami naik keatas melewati resort ditengah jalan kami bertemu dengan adi-adik kami angkatan 31 yang akan menggali informasi pula, langkah kamipun tetap terpacu untuk naik ternyata kami mendengar suara ramai, seolah mendapat seberkas cahaya, namun sayang ternyata adalah sebuah langgar yang berisi anak-anak kecil berlajar mengaji dan bermain. Kamipun kembali turun berusaha untuk mencari informan lain. Setelah berjalan turun cukup lama kami menemukan sebuah warung yang masih terbuka dimana ada sepasang suami istri di dalamnya. Kami bermaksut mencari informasi kepada bapak yang baru saja keluar dari warung (karena di dalam ada adik-adik kami), setelah memperkenalkan diri dan mengatakan maksut dan tujuan kami maka bapak yang kami mintai informasi seolah menjawab dengan menyembunikan sesuatu akhirnya kamipun undur diri dan mencari informaqn lain.

Kami masih memacu langkah kebawah, dirasa tidak ada yang bisa dimintai informasi maka kamipun naik kembali ke atas dan kami menemukan sebuah rumah yang pintunya sedikit terbuka maka kamipun menuju kerumah tersebut, ternyata rumah seorang dokter. Sayang rumah ini kurang tepat untuk dijadikan informan PM ABG maka kamipun mengurungkan niat yang sudah kami bangun, untuk kami belum putus asa. Jalan yang menurun kembali kita ikuti dan kami membelokkan langkah disebuah warung sosis dimana ada dua orang laki-laki, seorang ibu-ibu penjual sosis dan adik-adik kami disana. Kami ikut nimbrung, siapa tahu bisa menambah informasi. Kamipun tak lupa membeli sosis sebagai alasan kami bertahan disana. Karena dirasa cangkrukan ini tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan Abg maka kami mengangkat kaki darisana mencari rumah lain.

Kami langkahkan kaki kembali keatas. Melihat ada bapak yang sedang memainkan hp di ruang tamu rumahnya kamipun mencoba untuk mengetuk pintu rumahnya. Ternyata sang ibu yang membukakan dan mempersilahkan kami untuk duduk. Kamipun melakukan ritual yang biasanya, memperkenalkan diri, mengatakan maksut dan tujuan serta mempertanyakan ketersediaan bapak sebagai informan. Alhamdulillah sang bapak mau dan bersedia. Kebetulan pekerjaan sang bapak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ABG. Seperti mendapat intan yang tak diduga. Informasi didukung pula dengan pernyataan dari sang Ibu. Setelah dirasa smua informasi yang dibutuhkan terjawab maka kamipun undur diri (selain waktu yang sudah malam).
Kami meninggalkan rumah bapak tersebut dan menemui adik-adik kami. Setelah cukup lama kami berbasa-basi dengan adik-adik kami maka kami memutuskan untuk kembali ke resort terlebih dahulu karena cacing di usus kami sudah berteriak-teriak tidak karuan. Sedangkan adik-adik kami sudah mengisi perut sebelum berangkat menggali informasi. Sesampainya di resort kakak kami masih mengobrol dengan petugas resort. Kami membuka makanan yang memang disisakan untuk kami (nasi, oseng sawi dan 4 buuah tempe, dimana 1 tempe telah dibawa kucing, akhirnya kami mendapat 3 tempe). Awal makan terasa nikmat setelah sekian kali suapan maka kami merasa pahit pada sawinya. Yang akhirnya makanannya tidak kami habiskan karena sudah mulai terasa pusing dikepala (entah efek sawi pahit atau mabuk perjalanan). Acara makanpun selesai, kami berdua ikut berbincang dengan bapak penjaga resort sambil menunggu adik-adik kami pulang. Sekian menit duduk mendengarkan cerita dari bapak penjaga resort adik-adik kami kembali. Maka dimulailah acara selanjutnya yaitu evaluasi kegiatan. Ketika acara evaluasi berlangsung ternyata resort kedatangan tamu lain malam ini, yaitu MAPALA dari Palmstar dan Palembang. Kamipun berbagi tempat malam ini. Setelah evaluasi kegiatan selesai kamipun menata tempat tidur malam ini, dimana anak-anak MPS tidur di dalam kamar sedangkan 5 orang tamu tidur di dalam ruang sebelah kami dna 2 orang diluar karena tempat yang tidak cukup. Setelah smua dirasa aman maka kami mulai menapaki tangga mimpi malam ini. Mimpi tentang keindahan perjalanan argopuro esok hari dan harapan segera bertemu dengan Danau M.... impian bersama.

Kamis, 25 Juni 2015

Berkenalan dengan Vegetasi Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang, Argopuro

    Kawasan Pegunungan Yang, walaupun merupakan satu kesatuan ekosistem pegunungan namun mempunyai dominansi vegetasi yang berbeda antara satu tipe dengan tipe yang lain. Secara garis besar tipe ekosistem dan dominansi vegetasi di Kawasan Pegunungan Yang terbagi atas :
1. Ekosistem Hutan Hujan Tropis Dataran Tinggi, ekosistem ini berada pada ketinggian diatas 2000 mdpl dengan jenis vegetasi dominan Myrica javanica, Myrsine avenis, Vaccinium caringaefoium, Podocarpus umbricatus, Albizia lophanta, Lithocarpus sp, Scheffera rugosa, Englhardia spicata danMelastoma pachyphyllum.
2. Ekosistem Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah, ekosistem ini beradapada ketinggian antara 1200-1900 mdpl dengan jenis vegetasi dominan Eugenia spercula, Elaocarpus pierce,Weinmania blumei, Astronia spectabilis, Schefflera rugosa. Pada lantai hutan didominasi oleh jenis-jenis dari famili zingiberaceae dan Ephiphytes.
3. Ekosistem Hutan Cemara ekosistem hutan cemara merupakan bentuk ekosistem klimaks yang telah mengalami proses suksesi sekunder karena gangguan alam, seperti letusan vulkanik dan tanah longsor. Pada lantai hutan di dominasi oleh tumbuhan herba pegunungan, antara lain Euphorbia javanica, Poligonum chinense, Pteridium sp, dan Elsholzia pubescens, sedangkan pada batang cemara banyak didominasi famili Ephiphyte,terutama dari jenis Dendrobiumhasselti.

4. Ekosistem Savana,ekosistem savana berkembang karena ekosiste hutan limaks mengalami kebakaran hebat secara berulang-ulang, sehingga ekosistem ini didominasi oleh jenis Imperta cylindrica, Pennistum alopecurodies,Euphorbia sp, dan Pteridium sp.
5. Ekosistem Rawa, ekosistem rawa hanya dijumpai di danauTaman Hidup dengan jenis tanaman herba yang mendominasi antara lain Alchemilia villosa, Eriocaulon sollyanum,Rynchospora rungosa, Cares sp, Cyerusflaidus, Oeennantjhe javanica, dan Scirpusspp.
6. Ekosistem Hutan Tanaman, ekosistem ini merupakan ekosistem yang berkembang karena campur tangan manusia dengan jenis dominansi yang ditanam, antara lain Agathislorantifolia, Pinus merkusii, Maesopsis sp, Caliandra dan Coffea spp.Pada kawasan yang berlereng curam banyak ditumbuhi jenis Euphatorium sp dan Tremaorientalis.
            Kawasan Pegunungan Yang selain memiliki keragaman jenis ekosistem jug memiliki keragaman jenis tumbuhan dan yang telah teridentifikasi sebanyak 127 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 56 Famili (BKSDA JaTim II, 2003). Jenis tumbuhan yang mendominasi KawasanPegunungan Yang terdiri atas 10 Famili, mulai dari strata pohon sampai tumbuhan bawah. Pada strata pohon dan tiang didominasi oleh 5 Famili yaitu Casuarinaceae, Fagaceae, Jugladaceae,Lauraceae, dan Myrtaceae. Pada strata pancang dan semak didominasi oleh 2 Famili, yaitu Asteraceae dan Casuarinaceae. Pada strata tumbuhan bawah didominasi oeh 3 Famili yaitu Balsaminaceae, Cyperaceae dan Urtilaceae.
            Kawasan Pegunungan Yang juga memiliki keragaman jenis tumbuhan obat, hasil inventarisasi BKSDA Jatim II padatahun 2003 menyebutkan bahwa tumbuhan obat yang dijumpai di kawasan PegununganYang meliputi habitus pohon (3 jenis dan 4 famili), herba (26 jenis dan 20famili), semak (6 jenis dan 6 famili), memanjat (2 jenis dan 2 famili), rumpur(1 jenis dan 1 famili), liana (2 jenis dan 2 famili), epifit (2 jenis dan 2famili), lumut (1 jenis dan 1 famili) dan paku ( 2 jenis dan 2 famili). Bagian tumbuhan yang berkhasiat obat meliputi bagian batang, daun, akar, cabang, rimpang, bunga, biji, buah, getah, kulit batang, herba atas, herba akar, herba biji, herba buah dan herba tunas.

            Jenis tumbuhan berkhasiat obat yang telah teridentifikasi meliputi Achyranthesbidentata (Jarong Redeta), Alyxiareinwardtii (Pulasari), Amomummaximum (Resah), Aqeratum conyzides (Babadotan),Asplenium nidus (Pakis Menjangan), Blumea lacera (Luntas), Borreria articularis (Gempur Batu), Budleija asiatica (Kapuran), Centella asiatica (Kaki Kuda, Kupingan),Coleus spp (Jinten), Curcubita sp (Labu Merah, Waluh), Curculigo orchiodes (Kokrok), Cyperus rotundus (Rumput Teki), Debregeasia spp (Lam-alaman), Derris elliptica (Tuba), Eclipta prostata (Urang-aring), Elephantropus scaber (Tapak Liman), Equisetum debile (Rumput Betung), Eupatorium riparium (Tekelan), Glocidion spp (Marame Alas), Heliotropium indicum (Buntut Tikus), Hyptis suaveolens (Basinan), Impatiens sultanis (Pacar Sereh,Letisan), Imperata cylindrica (Alang-alang),Lantana camara (Tembelekan), Melastoma malabaricum (Harendong), Nephrolepis hirsutula (Paku Sisir), Oxalis corniculata (Calincing, Kecutan),Paederia scadens (Simbukan), Physalis angulata (Ciplukan), Plantago lanceolata (Daun Sendok), Polygonum spp (Cilut-cilutan, SalahNyowo), Pychotria spp (Akar Dandar), Rubus molucanus (Beberetean), Schefflera elliptica (Kayu Tangan), Scrobilathes sricpus (Daun PecahBeling), Smilax glauca (Gadung Cina), Solanumnigrum (Ranti), Sonchus arvensis (Tempuyung), Stachytarpeta jamaicensis (PecutKuda), dan  Usnea spp (Kayu Angin).

Sumber:
Soedradjad, R. 2005. Ekologi Kawasan Pegunungan Yang. Jember. MAPENSA.

Purwanto,Ali. 2005. Pengelolaan Suaka MargasatwaDataran Tinggi Yang. Jember. MAPENSA.

MAPENSA.2005. Sosialisasi Data Lintas PegununganYang V. Jember. MAPENSA.

Rabu, 24 Juni 2015

Mengenal Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, Argopuro


Secara geografis kawasan SuakaMargasatwa Dataran Tinggi Yang terletak diantara 7o56’45”-7o41’22”LS dan 112o38’38”-112o39’11” BT. Berdasarkan ketinggiantempatnya, kawasan ini terletak pada ketinggin antara 1900-3088 mdpl. Luaskawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang yang berdasarkan Surat KeputusanMenteri Pertanian Agraria No. SK/12/PA/1962 tanggal 5 Mei 1962 adalah 14.145Ha. Namun berdasarkan pengukuran penataan batas pada tahun 1986, luas kawasanSM. Dataran Tinggi Yang menjadi 14.177 Ha dan ini diperkuat dengan suratKeputusan Menteri Kehutanan No. 680/Kpts-II/1990 tanggal 19 November 1990.
            Peraturan daerah Propinsi Jawa TimurNo. 4 tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat IJawa Timur tahun 1996/1997-2011/2012 ddan Surat Keputusan Menteri Kehutanan danPerkebunan No. 417/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 mempertegas bahwa kawasanArgopuro atau Dataran Tinggi Yang adalah KAWASANKONSERVASI.
            Kawasan Pegunungan Yang terbagi menjadi tiga tipe iklim menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt & Fegusson,yaitu tipe iklim B untuk kawasan sebelah selatan, tipe ikli C untuk kawasansebelah barat dan timur, dan tipe iklim D untuk kawasan sebelah utara. Suhuberkisar antara 3o-10oC pada malam hari dan antara 17o-27oCpada siang hari, kondisi ini relatif dingin mengingat kawasan Pegunungan Yangmempunyai ketinggian 3000 mdpl.
            Secara administrasi pengelolaanKawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang terbagi menjadi dua bagian yaitubagian barat dikelola oleh Resort KSDA Probolinggo Timur yang berada dalamwilayah Seksi Konservasi Wilayah I probolinggo. Sedangkan Suaka Margasatwabagian timur dikelola oleh Resort KSDA Situbodo Barat yag berada dalam wilayahkerja Seksi Konservasi Wilayah II Jember. Kedua Seksi Konservasi tersebut beradadibawah Balai KSDA JaTim II.
            Kawasan Pegunungan Yang seluas14.177 Ha, secara administratif masuk kedalam 4 wilayah pemerintah kabupaen,yaitu kabupaten Situbondo (seluas 1.085 Ha), Probolinggo (seluas 7.452 Ha),Jember (seluas 4.365 Ha), dan Bondowoso (seluas 1.275 Ha). Kawasan yanglangsung berbatasan dengan Pegunungan Yang adalah 6 wilayah pemerintahan Desa,yaitu desa Baderan Kec. Sumber Malang Kab. Situbondo, desa Bremi Kec. KrucilKab. Probolinggo, Desa Pakis dan Desa Kemiri, Kec. Panti Kab. Jember, DesaManggisan Kec. Tangguk Kab. Jemberm dan Desa Pakuniran Kec. Maesan Kab.Bondowoso.


            Secara umum vegetasi Pegunungan Yangtermasuk kedalam vegetasi hutan hujan tropis dataran tinggi. Beberapaekosistemnya antara lain ekosistem savana yang terkenal adalah alon-alon besar(Cikasur), danau/rawa (Taman Hidup, Danau Tunjung), dan hutan hujan tropisdataran tinggi (hutan cemara, edelweis). Jenis fauna yang banyak dan mmudahdijumpai adalah rusa timor, babi hutan, burung merak, ayam hutan, elang, lutungjawa, dan berbagai jenis burung berkicau. Sementara jenis fauna lainnya adalahmacan tutul, ular, kijang dan macan hutan.

Sumber:
Soedradjad,R. 2005. Ekologi Kawasan Pegunungan Yang.Jember. MAPENSA.

Purwanto,Ali. 2005. Pengelolaan Suaka Margasatwa DataranTinggi Yang. Jember. MAPENSA.

MAPENSA.2005. Sosialisasi Data Lintas PegununganYang V. Jember. MAPENSA.

Berkenalan dengan Satwa SM Pegunungan Hyang, Argopuro


Kawasan Pegunungan Yang menjadi habitat berbagai jenis satwa yang jumlahnya cukup banyak (termasuk satwa yang dilindungi).Hasil inventarisasi potensi habitat yang dilakukan oleh BKSDA Jatim II padatahun 2004 menunjukkan keragaman jenis mamalia dan aves (burung). Jenis mamaliayang dominan di kawasan ini meliputi Cervustimorensis (Rusa), Felis bengalensis (KucingHutan), Muntiacus muntjak (Kijang), Mustela flavigola (Musang), Susscrofa (Babi Hutan), dan Trachypithecusauratus (Lutung).

            Jenis aves yang sering dijumpai sebanyak 46 jenis, meliputi Acerosundulatus (Julang Emas), Arborophilajavanica (Puyung Gonggong), Caracinalarvata (Kepodang Sungu Gunung), Collocaliaesculenta (Sriti Gunung), C.Esculenta linchi (Walet Linci), Copsychussaularis (Kacer), Corvus enca (GagakHutan), Dendrocygna sp (Belibis), Dicrucus macrosercus (Srigunting Hitam),D. leucopphaes (Srigunting Kelabu),Eumyas indigo (Sikatan Ninon), Falcomolucensis (Alap-alap Sapi), Galusvarius (Ayam Hutan Hijau), Ficedulawestermanni (Sikatan Belang), F.hyperythra (Sikatan Bodoh), Halcyoncloris (Raja Udang), Hemipushirundinaetus (Jinjing Batu), LunchuraMaja (Emprit Hutan), Lanius schach(Bentet Kelabu), Megalaima Javensis(Tulung Tumpuk), Orthotomus sp(Cinenen), O. cuculantus (CinenenGunung), Padda oryzivora (GelatikGunung), Parus major (Gelatik BatuKelabu), Pavo muticus (Merak Hijau), Pericrocotus miniatus (Sepah Gunung), P. falmmeus (Sepah Hutan), Picus puniceus (Pelatuk Sayap Merah), Prinia familiaris (Prenjak Jawa), Pterthius flaviscapis (Ciu Besar), Ptilinopus porphyreus (Walik KepalaUngu), Pycnonotus goiavier (MerbahCerukcuk), Rhipidura phoenicura(Kipasan Bukit), Saxiola caprata(Decu Belang), Sitta azurea (MungukLoreng), Spilornis cheela (ElangUlar/Elang Hitam), Spizaetus cirrhatus(Elang Brontok), Treron vernans(Punai Gading), Turdus poliocephalus(Anis Gunung), Zootera sp (PunglorMerah/Punglor Batu), Zosterop sp(Burung Kacamata), Zosterops montanus(Kacamata Gunung), dan Z. palpebrosus(Kacamata Biasa).

Sumber:
Soedradjad, R. 2005. Ekologi Kawasan Pegunungan Yang. Jember. MAPENSA.

Purwanto,Ali. 2005. Pengelolaan Suaka MargasatwaDataran Tinggi Yang. Jember. MAPENSA.

MAPENSA.2005. Sosialisasi Data Lintas PegununganYang V. Jember. MAPENSA.

Rabu, 10 Juni 2015

Geuriwohaeyo Nijyu Hachi (28)

Kesan yang berbeda dengan orang yang berbeda. Iya, aku percaya itu. Tidak terasa bukan kita sekarang sudah memasuki akhir semester delapan. Kita sudah benar-benar disibukkan dengan dunia skripsi kita masing-masing. Selamat buat yang sudah sempro (Mlitos, Cilok, Mehong), selamat juga buat yang judulnya sudah diterima semuga segera menyusul buat sempro. Hahaaa... ngapain ya bahas skripsi, mungkin sedang malas untuk dibahas. Eh buat yang sedang S2 atau yang sudah mengabdi sebagai guru ataupun yang bekerja dibidang lain juga selamat.

Sudah lama rasanya aku tak mendengar kabar kalian, kalaupun tau dan mendengar itupun hanya secuil dari kabar kalian. Aku harap dimanapun kalian saat ini, kalian baik-baik saja. Akhir-akhir ini kalian kemana saja? Ah, kalian bukanlah orang-orang yang akan membenamkan diri didalam setiap halaman buku bacaan tiap menitnya tanpa melakukan penghijauan dengan mata lewat indahnya semesta atau bahkan sekedar menghirup udara diluar jendela.

Aku baru saja dari wedi ireng yang saat ini sedang beranjak menuju puncak popularitasnya. Ya mungkin sudah bulan februari lalu kesana sebelum ada trageni sepasang kekasih yang hanyut disana. Wedi ireng berarti pasir hitam, seperti artinya, akupun meghayalkan akan melihat permadani dari pasir hitam ketika aku kesana, namun sayangnya hanya karpet pasir hitam yang terbentang disana, hanya sekian centi yang berpasir hitam selebihnya disana tetaplah berpasir putih. Seperti pantai selatan lainnya, disinipun memiliki ombak yang besar dan menyenangkan. Sayang skali kali ini tak satupun dari kalian yang ikut dan menikmati pemandangan disini. Pasti berbeda rasanya kalau kesini dengan kalian, ditemani gelak tawa dimana hanya kita yang tahu maknanya. Banyak yang bilang bahwa wedi ireng adalah raja ampatnya Banyuwangi. Kapan-kapan kalian harus menikmati keindahan alam disini ya.

Yang paling baru kemaren aku bermain ke kawah wurung. Terbitnya matahari  kalau disaksikan dari sini begitu menawan, bak perawan yang sedang malu karena jatuh cinta, Cantik sekali. Ditemani segelas kopi, sebuah tenda dan ayam hasil bakaran rame-rame memang memiliki cita rasa yang berbeda. Namun kembali disayangkan, kali ini kalianpun tidak berada disini untuk menikmati indahnya matahari terbit yang disambut tarian sang ilalang dan gagahnya puncak-puncak gunung. Kita juga dapat menikmati indahnya puncak raung yang bersanding dengan puncak suketan dari sini. Dapat pula menikmati sapi putih yang mencari makan dipadang rumput di bawah kita. Mungkin lain waktu kita dapat kesini bersama-sama. Kalaupun kalian tidak ingin kesini, kalian bisa kemana sajalah, terserah, asal dengan kalian, dimanapun tempatnya akan menyenangkan dan mempunyai kesan tersendiri, karena akan selalu ada labirin tersendiri buat masing-masing dari kalian dihatiku yang tidak akan pernah mampu digantikan oleh siapapun. Sebanyak apapun kenangan yang kita buat bersama akan selalu ada tempat untuk menempelkan kenangan-kenangan itu.

Aku harap kita akan segera menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Dan semuga sebelum kita dipisahkan dengan toga dan kata wisuda kita benar-benar akan punya kenangan manis bersama, iya kita ber-17 (28/MPS). Aku kangen kalian rek :’(

Selamat Datang Skripsi



Selamat datang skripsi...
Tidak terasa sudah semester tua, sudah waktunya berkenalan dan mengikat janji dnegan yang namanya skripsi. Memang butuh keberanian untuk menyatakan “bersedia’ dengan yang namanya skripsi. Karena aku dan skripsi tidak hanya akan bersama selama beberapa hari dan minggu saja, namun bisa berbulan-bulan aku bersamanya.

22 Mei 2015, sebuah tanggal yang aku pilih untuk memberanikan diri mengikat janji dengan skripsi setelah sekian bulan aku berkenalan dan mengabaikannya, kuikat janjiku dalam map merah yang didalamnya berisi 3 proposal skripsi dan 2 lembar font pengajuan judul. Kuajukan judul skripsiku tepat pukul 10.00 WIB pada pihak akademik fakultas yang disertai dengan merapat mantra semuga, semuga judulku diterima dan hubungan kita lebih mulus dari jalan tol.
Aku hitung hari-hari yang aku lewati untuk menunggu hari pengumuman judulku diterima, menghadap kombi atau ang paling menyakitkan adalah adanya kemungkinan untuk ditolak. Bahkan detak jarum jam didinding terdengar begitu nyaring hingga memekakkan telinga, kenapa waktu ini berjalan begitu lambat. 2 minggu, iya 2 minggu aku menghitung hari yang kulewati dan tiap jamnya aku melihat detakan jarum di jamku. Mungkin 2 minggu adalah waktu yang singkat apabila diisi dengan perkuliahan namun sayangnya 2 minggu tak sesingkat itu, 2 minggu bagaikan menunggu bulan ramadhan yang datang setiap tahunnya.
Tepat hari kamis, 04 juni 2015 adalah waktu untukku melihat hasil pengajuan judul skripsiku. Kulankahkan kaki menuju papan pengumuman akademik untuk melihat hasilnya, dan Alhamdulillah judulku diterima disertai nama DPU, DPA yang akan menjadi orangtuaku untuk berbagi keluh kesah tentang hubunganku dan skripsi ini. Sekaligus ada 2 orang penguji yang suatu hari akan mengetas seberapa dekat hubunganku dengan si skripsi ini.

Langkahku dan skripsi belum berhenti disana, aku harus mengambil berkas yang sudah aku berikan kebagian akademik sebelumnya untuk melanjutkan hubunganku dengan skripsi ke jenjang yang lebih serius lagi. Sayang seribu sayang petugas dimana aku mengambil berkas tersebut tidak ditempat yang akhirnya harus kuambil keesokan harinya, karena hari ini aku telah menunggunya hingga jam kerja usai namun is petugas tidak juga kembali ke singasananya. Namun sayang, keesokan harinya aku juga harus menunggu dan pulang dengan tangan kosong tanpa berkas ditas atau ditangan. Terkadang aku bingung, di dalam istana petugas tersebut bukan hanya 1orang didalamnya, tetapi lebih dari 3 orang. Lalu orang yang lain tugasnya apa? Kenapa setiap ada keperluan harus menunggu satu orang itu saja? Padahal orang yang berada didalam sana tidak sedang melakukan tugas yang penting lainnya. Terkadang mereka sedang makan atau mengobrol belaka, namun ketika ada sang raja di dalamnya salah satu dari orang yangbiasanya hanya diam saja mengajukan diri untuk melayani pengajuan berkas. Yah, hubungan kita memang gak akan lebih mulus dari jalan tos Skripsi, tapi tenanglah kita akan mencapai finis bersama.
Keesokan harinya baru aku dapatkan berkas tersebut setelah menunggu setengah hari lebih dikampus. Selanjutnya kita harus meminta bubuhan tanda tangan kombi pada lembar pengajuan judul kita yang sudah diterima. Dan harus menunggu sampai sore hari bahkan keesokan harinya. Tidak lupa pula mengupload proposal yang sudah kita ajukan. Dan tentu saja tidak lupa mengingatkan kombi untuk menyetujui uploadtan proposal kita.
Sehari, dua hari, iya dua hari baru disetujui dan kita dapat meminta surat tugas DPU dan DPA ke bagian akademik, yang ditemani dengan bolak balik ke bagian umum meminta nomor surat, ke sekretaris dekan antri tanda tangan yang Alhamdulillah selesai dalam waktu sehari. Perjalanan kita masih panjang Skripsi, yang sabar ya, dan jangan patah semangat. Besok kita harus menghadap ke DPA dan DPU untuk menyerahkan surat tugas dan revisian. Cerita kita belum selesai dan masih panjang jadi kamu yang tabah ya. Kita pasti bisa kalau bersama-sama. Kita saling mengusahakan yang terbaik ya. ^­_^

Welcome To My Life-Benih Baru Sinar Harapan Alam

To be hurt To feel lost To be left out in the dark To be kicked When you're down To feel like you've been pushed around To be on the edge of breaking down And no one's there to save you No you don't know what it's like Welcome to my life...

Sedikit cuplikan dari bait lagu yang dinyanyikan oleh Simple Plant. Band terkenal dari USA. Welcome to my life, seperti judul lagu itu yang santer terdengar pada video yang dibuat untuk angkatan kita, 28 MAPENSA. Sepenggal Cerita Dari Kami Angkatan 28 MAPENSA, merupakan judul yang kita pilih bersama sebagai pembuka video angkatan kita yang ditampilkan dalam DIRGAHAYU MAPENSA yang ke-39.
Dimulai dari kita perlihatkan perjuangan dan perjalanan kita selama DIKLATSAR 5 hari di TN Meru Betiri. Benih Baru Sinar Harapan Alam, menjadi tema bagi DIKLATSAR angkatan kita. Dimana pada video itu kita perkenalkan diri dan angkatan kita kepada smua anggota MAPENSA yang hadir pada tasyakuran DIRGAHAYU MAPENSA yang ke 39. Dimuali dari Ilham Robi H yang memiliki nama lapang ABK (Aku Benci Kamu), Ngida Zulfa yang bernama lapang Nunung (Pemain Srimulat), Mas Dwi Erwin K yang bernama lapang Gogle (Goblok Gembleng), Siti Rahmawati yang bernama lapang Dumptruck, Loihumera Panganggit Banega yang bernama lapang Slundeng/Loichun, Adetyas Iin T yang bernama lapang Mehong (Mentok Bohong), Amanah Fitria yang bernama lapang Peditok, Siti Hajar yang bernama Lapang Remason (Obat Kaki Gemetar), Mbak Siti Nuraini yang bernama lapang Menor (Mentok Norak), Wahyu Fajar P yang bernama lapang Memes (Mentok Mesum), Laily Firdaus R yang bernama lapang Cilok, Yunan Furqona R yang bernama lapang Gedebuk, Ira Anggraeni T yang bernama lapang Nghooo, Firstyoryza Cahyo S yang bernama lapang Mencong (Mentok Bencong), Mas Afrin Nawandi S yang bernama lapang Menteg (mentok Tegang), Putri Septiana H N yang bernama lapang Mlitos (Mlijo Mentos) dan Mbak Damayanti Ratnasari yang bernama lapang BU RT.

Setelah smua angkatan 28 diperkenalkan maka tertulis sebuah pesan “Dari Kami Untuk MAPENSA, Angkatan 28, Angkatan Mentok”.  Setelah itu kita ceritakan kegiatan kita setelah melewati masa DIKLATSAR dan menjadi anggota baru yang akan memberi warna pada MAPENSA. Mulai dari kegiatan perayaan tahun baru, mulai dari bakaran jagung sampai menyaksikan ramainya alon-alon kota Jember. Happy camp di Argopuro selama satu minggu hingga kegiatan kita dalam belajar mencari uang dengan membuka stand foto wisuda dan yudisium. Diakhir video sebelum ucapan terimakasih kita kepada smua yang telah mendidik kita, kita selibkan sebuah kata “Sambutlah Kami... Angkatan 28”.

Welcome to my life, seolah menyihir hati pendengarnya. Setiap kali aku mendengar lagu ini aku akan selalu ingat dengan video angkatan kita, aku secara otomatis akan mengingat tentang kita, merindukan smua yang pernah kita lakukan bersama. Meski kini kita telah mulai menjalani kehidupan kita masing-masing, mulai dari skripsi, s2 dan bekerja aku yakin smuanya pasti pernah merindukan apa yang pernah kita lewati dan lakukan bersama, entah secara sadar atau tidak, diharapkan atau tidak, mau ataupun tidak. Semuga kita akan benar-benar menjadi “Benih Baru Sinar Harapan Alam”.
Jember, 090615,15.30 WIB

Senin, 18 Mei 2015

Kita dan Kenangan 45 Hari Itu

45 hari adalah hari-hari yang banyak ketika kau menghitungnya dengan jarimu, karena jumlahnya lebih banyak daripada dua pasang kaki dan tanganmu. 45 hari adalah waktu yang lama ketika kau melihatnya dalam kalender, karena disana hanya ada 30-31 hari dalam 1 bulan. Namun 45 hari adalah waktu yang singkat untuk mengenal seseorang. 45 hari adalah waktu yang cepat berlalu ketika kau melewatinya dengan banyak kegiatan dan orang yang menyenangkan.

Pertemuan kita dimulai ketika ada pembagian kelompok untuk mengabdi ditengah masyarakat. Awalnya kita berjumlah 10 orang, pertemuan pertama yang canggung. Banyak kata yang berputar didalam kepala namun ternyata mulut yang tak mau bekerjasama. Pertemuan kedua yang mulai mencair bak bongkahan es yang terkena paparan sinar sang mentari. Mulai terasa adanya kehangatan dari sebuah senyuman. Namun sayang 10 orang ini harus terpisah menjadi 2 kelompok.

05 januari 2015, sebuah keluarga kecil baru mulai memperlihatkan tunasnya yang indah. Hidup dalam rumah yang sama menjadikan pertengkaran-pertengkaran kecil diantara kita hal yang biasa. Perbedaan pendapat dan perdebatan yang tak jarang selalu menjadi pengantar tidur kita sebelum bertemu dengan mimpi. Bahkan sebuah kejutan sederhana yang kita berikan pada salah satu anggota menambah daftar kenangan 45 hari kita.

Setiap hari kita isi dengan kegiatan secara bersama, menyaksikan terbitnya mentari diantara daun-daun tembakau yang menghijau, menyaksikan tenggelamnya mentari yang enggan tenggelam di punggung sang raung. Kita buat sang bintang dan bulan malam iri dengan canda tawa yang renyah, seolah kita sudah saling mengenal satu sama lain dalam waktu lama.

Ketika kejenuhan melanda, maka akan kita isi dengan permainan kartu dimana hanya kita yang tahu cara bermainnya, atau kalau tidak kita akan berlomba memainkan game plant vs zombie di laptop masing-masing. Ketika penyanyi dalam perut mulai berdendang maka kejenuhan dapat kita hilangkan sejenak lewat acara memasak bersama, bukan masakan mewah bak restoran ataupun tempat makan elit yang lain, namun rasanya lebih nikmat daripada makanan restoran termahal sekalipun di dunia ini, entah apapun menunya akan kita bilang enak dan habis. Dan ketika kita benar-benar jenuh maka kita akan menghilangkannya dengan berputar-putar meninggalkan posko untuk sekedar menghilangkan kejenuhan dan penat, kalau sedang beruntung maka kita akan bertandang ke posko teman yang lain dan bersilaturahmi dengan mereka.

Sayang sekali, kebersamaan ini begitu cepat berlalu. Aku merasa masih ingin mengenal kalian. Masih banyak hal yang ingin kulakukan bersama kalian. Masih banyak janji dan agenda kita yang belum terselesaikan. Entah besok, lusa ataupun suatu hari nanti semoga kita diberi kesempatan untuk bertemu sekedar mengabarkan bahwa kita smua baik-baik saja dan telah “berhasil menjadi Orang’.

Selasa, 12 Mei 2015

GUMUK DI JEMBER MULAI HABIS, WASPADA !!

Kabupaten jember terkenal dengan istilah 1000 gumuk. Gumuk terbentuk atas letusan Gunung Raung di masa lampau. Sejarah mencatat letusan terlampau Gunung Raung di abad 16 (1500-an Masehi), sebelum itu tidak tercatat. Tercatat juga letusan terdahsyatnya di abad 17 (sekitar 1628 M) [Sumber data : RZ Hakim]

Gumuk adalah sebuah gundukan tinggi serupa gunung kecil dan bukit. Namun tak sama dengan keduanya. Ada beberapa anggapan keliru yang menyatakan bahwa gumuk adalah bukit. Padahal jelas, keduanya berbeda. Karena kandungan antara bukit dan gumuk memliki perbedaan yang jelas. Gumuk masuk dalam pertambangan galian C dengan muatan batu piring, pasir, batu pondasi, kalau bukit sebagian besar kandungannya adalah tanah biasa. Dan masing-masing memiliki keunggulannya sendiri.

Awalnya aku tidak tahu dan mengerti apa itu gumuk. Dan bahkan aku tidak mengerti bahwa “Jargon” yang tersemat dalam tubuh kota Jember adalah “Kota Seribu Gumuk”. Setelah sekian bulan di Jember dan mengikuti UKM Pencinta Alam di Fakultasku aku baru tahu apa itu gumuk. Yang paling membuatku berdecak heran adalah ternyata masih banyak masyarakat jember yang tidak tahu apa itu gumuk, apa saja fungsinya dan bagaimana pemanfaatannya. Mengherankan? Tentu, karena masyarakat Jember setiap hari bergelut dengan gumuk, entah secara sadar ataupun tidak. Yang mereka tahu gumuk adalah sumber penghasil uang emas yang menggoda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya gumuk yang dieksploitasi, mulai dari yang diambil batuan di dalamnya hingga diratakan tanahnya dan diubah menjadi perumahan penduduk ataupun pertokoan.

Mungkin banyak yang lupa atau bahkan tidak tahu bahwa Jember di kelilingi beberapa gunung tinggi di sekitarnya ada gunung raung dengan ketinggian 3344 mdpl yang memiliki kecepatan angin yang tinggi, bahkan nama salah satu pos dari gunung raung yaitu pondok angin, bisa dibayangkan bukan “Pondok Angin”, bagaimana keadaan angin disana? Selain itu ada gunung Argopuro yang memiliki ketinggian 3088 mdpl, dataran tinggi ijen, gunung semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3676 mdpl, yang mana keempat gunung tersebut mengelilingi wilayah kabupaten jember.

Menurut penjelasan RZ hakim mengenai gumuk: Fungsi gumuk sendiri di kabupaten Jember ialah melindungi Jember dari adanya angin kencang yang turun dari pegunungan yang berada di sekitar kabupaten jember sehingga tidak menghantam langsung ke jember, sehingga terjadi penetralan kecepatan angin sewaktu memasuki Jember. Jika tidak ada gumuk maka kekencangan angin yang turun dari gunung akan langsung menghantam Jember. Fungsi lainnya ialah sebagai perputaran ekosistem yang ada di gumuk tersebut, karena menurut mas Hakim sendiri beragam jenis hewan hutan masih terdapat di gumuk. Status gumuk di sini ialah milik tanah pribadi jadi pemilik bisa menjual tanah gumuknya pada sapa saja.

Ciri khas jember yang memiliki 1000 gumuk pun terkikis oleh para investor yang melakukan penambangan di beberapa gumuk. Dari beberapa Pencinta Alam dan teman teman #savegumuk jember mengatakan data terakhir yang mereka kumpulkan sekitar 600-an gumuk yang tersisa. Gumuk di jember yang mulai habis pun menimbulkan effect bencana salah satunya ialah puting beliung yang baru saja terjadi. Lihat saja beritanya di tempo. Nah ada salah satu foto yang tanpa gue sadari setelah gue naikin tonal contrasnya, awan tersebut seperti membuat lingkarangan angin.

MAPENSA, sebagai salah satu Pencinta Alam yang ada di Jember berusaha untuk menyelamatkan gumuk yang ada di Jember. Sampai saat ini MAPENSA hampir memiliki sebuah Gumuk yang berada di Desa Antirogo. Kenapa hampir? Karena gumuk yang dimiliki MAPENSA saat ini dulunya merupakan milik perseorangan (seperti gumuk-gumuk lainnya), jadi sebuah gumuk dimiliki oleh beberapa orang dan hingga saat ini baru ¾ dari gumuk tersebut yang telah menjadi milik MAPENSA. Semuga secepatnya MAPENSA mampu memiliki sebuah gumuk dan dikemudian hari MAPENSA mampu memiliki beberapa gumuk. MAPENSA membeli gumuk tidaklah dimaksudkan untuk ditambang melainkan untuk menyelamatkan dan menyediakan tempat untuk koleksi tanaman (baik langka maupun produksi) milik MAPENSA untuk hidup. Dan bila suatu saat smua gumuk yang ada di Jember telah ditambang ataupun dieksploitasi maka masih akan ada gumuk MAPENSA. Walau mungkin MAPENSA tidak mampu memiliki banyak gumuk, namun MAPENSA mampu menyelamatkan minimal 1 gumuk yang nantinya, mungkin, akan menjadi cerita dan legenda bagi masyarakat Jember.
Selain MAPENSA teman teman #savegumuk di jember pun sedang mengumpulkan dana untuk membeli sebuah gumuk sebagai wujud untuk menyelamatkan gumuk dari tangan investor. Dimana #savegumuk ini dirintisoleh para remaja pers yang mulai khawatir dan peduli terhadap lingkungan.

Alfonso, A,2015 (dg sedikit gubahan)

Senin, 11 Mei 2015

Sepasang Angsa Cantik di Tahun 2015

25 maret tahun ini jatuh pada hari rabu, tepat dihari aktif kuliah dan aku lupa ada apa di tanggal ini karena tepat sebelum pergantian tanggal aku masih disibukkan diskusi tentang kegiatan di UKM yang aku ikuti, hingga akhirnya aku dikirimi pesan singkat oleh temanku

“Happy B’day”


Ah iya 25 maret adalah hari ulang tahunku, dan tahun ini usiaku sudah berlukiskan sepasang bebek, 22 tahun, bukan usia remaja lagi sepertinya. Padahal aku dan dia sekarang sedang berada pada sebuah forum yang sama hanya terpisah sekian meter saja. Akupun membalas pesan singkatnya dengan “Masih belum” dia bilang “Sudah” tapi sayang di hpku masih kurang sekian menit, setelah jam di hpku menunjukkan pukul 00.00 aku mengirim pesan ke temanku tadi

“Happy b’day juga Mbar”

Kita bukan saudara kembar, bukan pula saudara seayah dan seibu, kebetulan kita dilahirkan oleh Ibu masing-masing pada tanggal, hari, dan tahun yang sama

“25 Maret 1993”

Bedanya aku lahir di pagi buta dia di siang harinya. Dan yang lebih kebetulan kita dipertemukan pada sebuah UKM yang sama “MAPENSA”. Dia adalah satu-satunya temanku yang memiliki tanggal lahir sama denganku hingga hari ini. Setelah diskusi ringan selesai adek-adek UKMku juga banyak yang mengucapkan. Aku adalah tipe orang yang mudah terpesona oleh hal-hal yang banyak orang bilang itu sederhana namun buatku itu luar biasa. Dan mengucapkan selamat dimalam pergantian adalah sesuatu yang sederhana namun luar biasa untukku. Pada hari itu banyak ucapan dan doa mengalir untukku. Ada yang lewat sosmed, lewat sms, telfon, doa-doa yang terapalkan tulus lewat bibir-bibir mungil, dan banyak lagi yang lainnya.

Ternyata setelah tanggal 25 berakhir belum mengahiri perayaan ulang tahunku ditahun ini. 27 Maret aku masih mendapat kejutan dari teman-teman kosan. Siang itu mbak kosku jatuh dari tangga kosan dan kesiram air panas. Malam harinya ketika aku masih diskusi aku mendapat sms “Dek aku mimisan” otomatis aku ijin meninggalkan forum dan pulang ke kosan berniat untuk melihat keadaan dari mbak kosku. Begitu aku sampai kosan mbk kosku istirahat dikamarnya, akupun berniat mengambil selimut dikamar, ketika membuka kamar ada sesuatu yang berbeda dilantai kamarku. Ada sebuah tulisan dengan spidol biru
“25-03-1993
25-03-2015
Heppy B’Dey Tria”
Terkejut? Iya tapi sekejab, karena aku kembali berfikir mbk kosku butuh selimut, ambil selimut, kasihkan mbak kos dan memasak air untuk membuatkan minum hangat.Masih mencuci panci ada mbak kosku yang lain datang dan ternyata menyiram air satu timba keatas kepalaku. “Ternyata ini Bohong Belaka :D” Gak ada yang sakit mimisan. Kejutan belum selesai, masih ada adegan siram tepung keaku (untung gak ada lempar telur). Karena kejadian ini aku harus mandi ditengah malam. Selesai mandi masih ada kue dan lilin yang menanti. Bukan kue tart mahal, bukan pula kue mahal yang lainnya. Hanya kue gulung sederhana yang berwarna warni namun terasa begitu indah dan hangat. Karena di dalamnya ada serentetan doa dan harapan dari yang memberi disertai pertemanan. Selesai tiup lilin, potong kue, suap-suapan dan foto-foto aku harus kembali ke tempat diskusi. Terimakasih kawan.

Keesokan harinya ternyata masih hariku. Ketika aku pulang dari kampus di sore hari aku menemukan bingkisan cantik yang duduk manis diatas ranjang kamar kosku. Berisikan boneka kesukaanku dan botol air yang smuanya berwarna kesukaanku. Tak hanya itu, di dalamya ada surat yang bertuliskan tangan cantik dari sang pemberi. Didalamnya berisikan ucapan maaf, selamat ultah, doa, kerinduan dan harapan kabar baik dariku dan yang paling tak mengenakkan ada pamitan darinya. Dia akan pergi sekian bulan ke luar kota, bukan kota dengan jarak sekian puluh kilo tapi lebih dari 100 Km. Dan surat inilah yang memotivasiku untuk segera membuat sesuatu kabar baik untuknya.

Sepasang angsa yang berkesan, semuga akan banyak ilmu dan kebaikan untuk sepasang bebek ini nantinya ^_^