Rabu, 10 Juni 2015

Geuriwohaeyo Nijyu Hachi (28)

Kesan yang berbeda dengan orang yang berbeda. Iya, aku percaya itu. Tidak terasa bukan kita sekarang sudah memasuki akhir semester delapan. Kita sudah benar-benar disibukkan dengan dunia skripsi kita masing-masing. Selamat buat yang sudah sempro (Mlitos, Cilok, Mehong), selamat juga buat yang judulnya sudah diterima semuga segera menyusul buat sempro. Hahaaa... ngapain ya bahas skripsi, mungkin sedang malas untuk dibahas. Eh buat yang sedang S2 atau yang sudah mengabdi sebagai guru ataupun yang bekerja dibidang lain juga selamat.

Sudah lama rasanya aku tak mendengar kabar kalian, kalaupun tau dan mendengar itupun hanya secuil dari kabar kalian. Aku harap dimanapun kalian saat ini, kalian baik-baik saja. Akhir-akhir ini kalian kemana saja? Ah, kalian bukanlah orang-orang yang akan membenamkan diri didalam setiap halaman buku bacaan tiap menitnya tanpa melakukan penghijauan dengan mata lewat indahnya semesta atau bahkan sekedar menghirup udara diluar jendela.

Aku baru saja dari wedi ireng yang saat ini sedang beranjak menuju puncak popularitasnya. Ya mungkin sudah bulan februari lalu kesana sebelum ada trageni sepasang kekasih yang hanyut disana. Wedi ireng berarti pasir hitam, seperti artinya, akupun meghayalkan akan melihat permadani dari pasir hitam ketika aku kesana, namun sayangnya hanya karpet pasir hitam yang terbentang disana, hanya sekian centi yang berpasir hitam selebihnya disana tetaplah berpasir putih. Seperti pantai selatan lainnya, disinipun memiliki ombak yang besar dan menyenangkan. Sayang skali kali ini tak satupun dari kalian yang ikut dan menikmati pemandangan disini. Pasti berbeda rasanya kalau kesini dengan kalian, ditemani gelak tawa dimana hanya kita yang tahu maknanya. Banyak yang bilang bahwa wedi ireng adalah raja ampatnya Banyuwangi. Kapan-kapan kalian harus menikmati keindahan alam disini ya.

Yang paling baru kemaren aku bermain ke kawah wurung. Terbitnya matahari  kalau disaksikan dari sini begitu menawan, bak perawan yang sedang malu karena jatuh cinta, Cantik sekali. Ditemani segelas kopi, sebuah tenda dan ayam hasil bakaran rame-rame memang memiliki cita rasa yang berbeda. Namun kembali disayangkan, kali ini kalianpun tidak berada disini untuk menikmati indahnya matahari terbit yang disambut tarian sang ilalang dan gagahnya puncak-puncak gunung. Kita juga dapat menikmati indahnya puncak raung yang bersanding dengan puncak suketan dari sini. Dapat pula menikmati sapi putih yang mencari makan dipadang rumput di bawah kita. Mungkin lain waktu kita dapat kesini bersama-sama. Kalaupun kalian tidak ingin kesini, kalian bisa kemana sajalah, terserah, asal dengan kalian, dimanapun tempatnya akan menyenangkan dan mempunyai kesan tersendiri, karena akan selalu ada labirin tersendiri buat masing-masing dari kalian dihatiku yang tidak akan pernah mampu digantikan oleh siapapun. Sebanyak apapun kenangan yang kita buat bersama akan selalu ada tempat untuk menempelkan kenangan-kenangan itu.

Aku harap kita akan segera menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Dan semuga sebelum kita dipisahkan dengan toga dan kata wisuda kita benar-benar akan punya kenangan manis bersama, iya kita ber-17 (28/MPS). Aku kangen kalian rek :’(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar