Kesan yang berbeda dengan orang yang berbeda. Iya, aku percaya itu.
Tidak terasa bukan kita sekarang sudah memasuki akhir semester delapan.
Kita sudah benar-benar disibukkan dengan dunia skripsi kita
masing-masing. Selamat buat yang sudah sempro (Mlitos, Cilok, Mehong),
selamat juga buat yang judulnya sudah diterima semuga segera menyusul
buat sempro. Hahaaa... ngapain ya bahas skripsi, mungkin sedang malas
untuk dibahas. Eh buat yang sedang S2 atau yang sudah mengabdi sebagai
guru ataupun yang bekerja dibidang lain juga selamat.
Sudah lama rasanya aku tak mendengar kabar kalian, kalaupun tau dan
mendengar itupun hanya secuil dari kabar kalian. Aku harap dimanapun
kalian saat ini, kalian baik-baik saja. Akhir-akhir ini kalian kemana
saja? Ah, kalian bukanlah orang-orang yang akan membenamkan diri didalam
setiap halaman buku bacaan tiap menitnya tanpa melakukan penghijauan
dengan mata lewat indahnya semesta atau bahkan sekedar menghirup udara
diluar jendela.
Aku baru saja dari wedi ireng yang saat ini sedang
beranjak menuju puncak popularitasnya. Ya mungkin sudah bulan februari
lalu kesana sebelum ada trageni sepasang kekasih yang hanyut disana.
Wedi ireng berarti pasir hitam, seperti artinya, akupun meghayalkan akan
melihat permadani dari pasir hitam ketika aku kesana, namun sayangnya
hanya karpet pasir hitam yang terbentang disana, hanya sekian centi yang
berpasir hitam selebihnya disana tetaplah berpasir putih. Seperti
pantai selatan lainnya, disinipun memiliki ombak yang besar dan
menyenangkan. Sayang skali kali ini tak satupun dari kalian yang ikut
dan menikmati pemandangan disini. Pasti berbeda rasanya kalau kesini
dengan kalian, ditemani gelak tawa dimana hanya kita yang tahu maknanya.
Banyak yang bilang bahwa wedi ireng adalah raja ampatnya Banyuwangi.
Kapan-kapan kalian harus menikmati keindahan alam disini ya.
Yang paling baru kemaren aku bermain ke kawah wurung. Terbitnya
matahari kalau disaksikan dari sini begitu menawan, bak perawan yang
sedang malu karena jatuh cinta, Cantik sekali. Ditemani segelas kopi,
sebuah tenda dan ayam hasil bakaran rame-rame memang memiliki cita rasa
yang berbeda. Namun kembali disayangkan, kali ini kalianpun tidak berada
disini untuk menikmati indahnya matahari terbit yang disambut tarian
sang ilalang dan gagahnya puncak-puncak gunung. Kita juga dapat
menikmati indahnya puncak raung yang bersanding dengan puncak suketan
dari sini. Dapat pula menikmati sapi putih yang mencari makan dipadang
rumput di bawah kita. Mungkin lain waktu kita dapat kesini bersama-sama.
Kalaupun kalian tidak ingin kesini, kalian bisa kemana sajalah,
terserah, asal dengan kalian, dimanapun tempatnya akan menyenangkan dan
mempunyai kesan tersendiri, karena akan selalu ada labirin tersendiri
buat masing-masing dari kalian dihatiku yang tidak akan pernah mampu
digantikan oleh siapapun. Sebanyak apapun kenangan yang kita buat
bersama akan selalu ada tempat untuk menempelkan kenangan-kenangan itu.
Aku harap kita akan segera menyelesaikan apa yang menjadi tanggung
jawab masing-masing. Dan semuga sebelum kita dipisahkan dengan toga dan
kata wisuda kita benar-benar akan punya kenangan manis bersama, iya kita
ber-17 (28/MPS). Aku kangen kalian rek :’(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar