Selamat
datang skripsi...
Tidak
terasa sudah semester tua, sudah waktunya berkenalan dan mengikat janji dnegan
yang namanya skripsi. Memang butuh keberanian untuk menyatakan “bersedia’
dengan yang namanya skripsi. Karena aku dan skripsi tidak hanya akan bersama
selama beberapa hari dan minggu saja, namun bisa berbulan-bulan aku bersamanya.
22
Mei 2015, sebuah tanggal yang aku pilih untuk memberanikan diri mengikat janji
dengan skripsi setelah sekian bulan aku berkenalan dan mengabaikannya, kuikat
janjiku dalam map merah yang didalamnya berisi 3 proposal skripsi dan 2 lembar
font pengajuan judul. Kuajukan judul skripsiku tepat pukul 10.00 WIB pada pihak
akademik fakultas yang disertai dengan merapat mantra semuga, semuga judulku
diterima dan hubungan kita lebih mulus dari jalan tol.
Aku
hitung hari-hari yang aku lewati untuk menunggu hari pengumuman judulku
diterima, menghadap kombi atau ang paling menyakitkan adalah adanya kemungkinan
untuk ditolak. Bahkan detak jarum jam didinding terdengar begitu nyaring hingga
memekakkan telinga, kenapa waktu ini berjalan begitu lambat. 2 minggu, iya 2
minggu aku menghitung hari yang kulewati dan tiap jamnya aku melihat detakan
jarum di jamku. Mungkin 2 minggu adalah waktu yang singkat apabila diisi dengan
perkuliahan namun sayangnya 2 minggu tak sesingkat itu, 2 minggu bagaikan
menunggu bulan ramadhan yang datang setiap tahunnya.
Tepat
hari kamis, 04 juni 2015 adalah waktu untukku melihat hasil pengajuan judul
skripsiku. Kulankahkan kaki menuju papan pengumuman akademik untuk melihat
hasilnya, dan Alhamdulillah judulku diterima disertai nama DPU, DPA yang akan
menjadi orangtuaku untuk berbagi keluh kesah tentang hubunganku dan skripsi
ini. Sekaligus ada 2 orang penguji yang suatu hari akan mengetas seberapa dekat
hubunganku dengan si skripsi ini.
Langkahku
dan skripsi belum berhenti disana, aku harus mengambil berkas yang sudah aku
berikan kebagian akademik sebelumnya untuk melanjutkan hubunganku dengan
skripsi ke jenjang yang lebih serius lagi. Sayang seribu sayang petugas dimana
aku mengambil berkas tersebut tidak ditempat yang akhirnya harus kuambil
keesokan harinya, karena hari ini aku telah menunggunya hingga jam kerja usai
namun is petugas tidak juga kembali ke singasananya. Namun sayang, keesokan
harinya aku juga harus menunggu dan pulang dengan tangan kosong tanpa berkas
ditas atau ditangan. Terkadang aku bingung, di dalam istana petugas tersebut
bukan hanya 1orang didalamnya, tetapi lebih dari 3 orang. Lalu orang yang lain
tugasnya apa? Kenapa setiap ada keperluan harus menunggu satu orang itu saja?
Padahal orang yang berada didalam sana tidak sedang melakukan tugas yang
penting lainnya. Terkadang mereka sedang makan atau mengobrol belaka, namun
ketika ada sang raja di dalamnya salah satu dari orang yangbiasanya hanya diam
saja mengajukan diri untuk melayani pengajuan berkas. Yah, hubungan kita memang
gak akan lebih mulus dari jalan tos Skripsi, tapi tenanglah kita akan mencapai
finis bersama.
Keesokan
harinya baru aku dapatkan berkas tersebut setelah menunggu setengah hari lebih
dikampus. Selanjutnya kita harus meminta bubuhan tanda tangan kombi pada lembar
pengajuan judul kita yang sudah diterima. Dan harus menunggu sampai sore hari
bahkan keesokan harinya. Tidak lupa pula mengupload proposal yang sudah kita
ajukan. Dan tentu saja tidak lupa mengingatkan kombi untuk menyetujui uploadtan
proposal kita.
Sehari,
dua hari, iya dua hari baru disetujui dan kita dapat meminta surat tugas DPU
dan DPA ke bagian akademik, yang ditemani dengan bolak balik ke bagian umum
meminta nomor surat, ke sekretaris dekan antri tanda tangan yang Alhamdulillah
selesai dalam waktu sehari. Perjalanan kita masih panjang Skripsi, yang sabar
ya, dan jangan patah semangat. Besok kita harus menghadap ke DPA dan DPU untuk
menyerahkan surat tugas dan revisian. Cerita kita belum selesai dan masih
panjang jadi kamu yang tabah ya. Kita pasti bisa kalau bersama-sama. Kita
saling mengusahakan yang terbaik ya. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar