Tiba-tiba malam ini aku
ingat tentang kita, tentang jejak-jejak waktu yang pernah kita lewati bersama, tentang
goresan-goresan kisah masa lalu. Sepertinya asyik kalau didendangkan bersama
malam dan segelas kopi yang ditemani gemerlap bintang malam. Entah kita
bercerita di ketinggian sana atau bersanding dengan deburan buih putih atau
dipeluk pelangi diair yang jatuh mencumbu bumi. Smuanya indah untukku.
Kalian ingat tidak
puncak pertama yang kalian gapai pertama kali? Ya puncak Rengganis yang manis
dan puncak Argopuro yang kuno sebagai happy camp angkatan kita. Sayang skali
aku tidak bisa ikut waktu itu, karena aku lebih memilih ospek daripada
puncak-puncak itu, karena saat itu aku tak terlalu peduli dengan puncak. Ternyata
Rengganis-Argopuro kedua akupun gak ikut. Dan akhirnya aku diperbolehkan
menggapai puncak bersama kalian ketika LPH V diadakan, sekaligus ini adalah
puncak pertamaku. Sayang skali dari angkatan kita hanya aku, Mlitos, Nunung,
ABK, Remason saja yang ikut. Ketika aku menapaki setiap langkah digunung ini, awalnya
aku bilang bahwa aku gak mau naik gunung lagi karena capek (ya Peg. Hyang kan
gunung tercantik dengan jalur terpanjang). Tapi ternyata aku selalu merindukan
kesunyian di ketinggian sana dan belaian kabut dinginnya.
Akhirnya aku kecanduan
dengan puncak.
Puncak kedua kita adalah puncak Lemongan yang berhasil kita gapai bersama. Ya walau gunung ini bukanlah gunung yang tinggi, karena hanya 1671 Mdpl, bukan pula gunungtercantik apalagi tersulit di jawa tapi kita temukan banyak hal disini. Namun sayang kali inipun tidak smua angkatan kita yang ikut, hanya aku, Nunung, Mehong, Gedebuk dan ABK saja yang ikut. Katanya gunung ini adalah gunung yang lebih ‘Ajib’ jalurnya daripada semeru. banyak yang bilang kalau sudah sampai di puncak Lemongan puncak semeru gak akan berat. Saking beratmya jalur yang dilalui banyak yang melontarkan isi hati setelah sampai dibawah kembali, bahkan ada yang berjanji kalau gak akan kembali ke Lemongan kalau belum mencapai puncak Jalur tersulit di Jawa, Raung. Ada-ada saja.
Puncak kedua kita adalah puncak Lemongan yang berhasil kita gapai bersama. Ya walau gunung ini bukanlah gunung yang tinggi, karena hanya 1671 Mdpl, bukan pula gunungtercantik apalagi tersulit di jawa tapi kita temukan banyak hal disini. Namun sayang kali inipun tidak smua angkatan kita yang ikut, hanya aku, Nunung, Mehong, Gedebuk dan ABK saja yang ikut. Katanya gunung ini adalah gunung yang lebih ‘Ajib’ jalurnya daripada semeru. banyak yang bilang kalau sudah sampai di puncak Lemongan puncak semeru gak akan berat. Saking beratmya jalur yang dilalui banyak yang melontarkan isi hati setelah sampai dibawah kembali, bahkan ada yang berjanji kalau gak akan kembali ke Lemongan kalau belum mencapai puncak Jalur tersulit di Jawa, Raung. Ada-ada saja.
Puncak ketigaku bersama
kalian yaitu puncak Singa, Gunung Raung. Mungkin jalurnya tidak semenakutkan
puncak Sejati, Raung tapi cukup memberi pelajaran pada kita. Beban berat
dipundak, jalur yang naik perlahan tiada henti dan benar-benar menguji emosi
diri. Disinilah kita membutuhkan manajemen yang benar-benar baik untuk 4 hari
kedepan tanpa sumber air dan jurang di kanan kiri kaki kita, bahkan aku ingat
sekali bagaimana ada drama korea diatasa sana, didekat jurang dan jalur yang
hanya bisa dilewati satu kaki yang membutuhkan keseimbangan penuh, dan aku yang
sebenarnya takut dengan ketinggian harus berhadapan dengan yang demikian. Oke,
bagus bukan? Belum lagi kita sempat salah jalur (maklum belum pernah ada yang
kesana), hampir saja kita jalan kegunung suketan untung saja bertemu dengan
para pencari burung yang berakhir pada kita yang balik kucing. Dan lagi lagi
disayangkan karena personil tidak lengkap. Hanya ada aku, nunung, ABK dan
Memes.
Puncak selanjutnya
adalah puncak abadi para dewa, MAHAMERU. Sudah banyak dari kalian yang ketempat
ini, mehong bahkan sudah 3x kesini, Nunung, ABK, Mencong, Loi juga sudah.
Clepuk sudah 4x walau muncaknya baru 1x, bu RT sudah 1x walau hanya sampai ranu
kumbol. Aku hanya 1x kumbolo dan yang ke2 baru sampai puncak. Dan kembali
terulang aku tidak disini dengan kalian, hanya aku dan Clepuk yang ditemani
Senior Tega yang super sabar. Hahahaaa... banyak yang bilang kalau sudah sampai
di puncak Lemongan puncak semeru gak akan berat, faktanya kalau aku disuruh
memilih puncak lamongan apa semeru dengan pasti akan aku jawab Lemongan. Ya aku
akui kumbolo memang menarik, Kalimati memang cantik tapi jalur kepuncaknya itu
lo, W.O.W banget.
Aku lebih memilih ke Argopuro daripada ke Semeru, dan aku lebih memilih kepuncak Raung daripada puncak Semeru. Karena puncak Raung bukanlah longsoran hanya dikanan kiri jurang.
Aku lebih memilih ke Argopuro daripada ke Semeru, dan aku lebih memilih kepuncak Raung daripada puncak Semeru. Karena puncak Raung bukanlah longsoran hanya dikanan kiri jurang.
Ah kita tidak hanya
bermain dihutan dan puncak-puncak menawan itu, kita juga sering menyapa pantai.
Kalian ingat waktu kita ke ALAS PURWO? Ya disana kita menyapa Sadengan,
Triangulasi, Pancur dan Plengkung. Iya plengkung yang jaraknya 9 Km dari pancur,
yang kita lalui dengan berjalan kaki dihiasi bunga dikanan kiri dan bertemu
rusa yang makan. Plengkung yang ombaknya terkenal seantero dunia. Iya, kita
pernah kesana, dan kembali disayangkan hanya ada aku, nunung dan Remason.
Hai, kita tidak hanya menyapa Alas Purwo, kita juga bermain air di Teluk Hijau, disini kita bisa bercinta dengan air tanpa lelah, panas mataharipun tak dirasa, namun kembali disayangkan hanya ada aku, Clepuk, Nunung dan Bu RT.
Hai, kita tidak hanya menyapa Alas Purwo, kita juga bermain air di Teluk Hijau, disini kita bisa bercinta dengan air tanpa lelah, panas mataharipun tak dirasa, namun kembali disayangkan hanya ada aku, Clepuk, Nunung dan Bu RT.
Kita juga pernah
bermain di air terjun tancak Saat DIKJUT, kita aplikasi Analisa Air, Navigasi
Darat dan Analisa Vegetasi disana. Lagi dan disayangkan lagi hanya ada aku,
Nghoo, Nunung, Gedebuk, Remason, Clepuk, Bu RT, Mehong, ABK, DumpTruk dan
Mencong tapi sepertinya inilah momen kita berjalan-jalan bersama dengan
personil terbanyak dibandingkan momen lain. Namun sayang momen ini tak terulang
ketika kita menyapa air terjun berbeda, Madakaripura.
Disini hanya ada aku, Nunung, Nghoo, Clepuk, Mehong dan ABK. Apakah kalian tau? Air terjun ini begitu menawan. Bahkan bisa membuat aku yang dulunya sama skali tidak suka dengan air terjun bisa jatuh cinta. Semuga kelak aku bisa mengulang tempat ini bersama kalian.
Disini hanya ada aku, Nunung, Nghoo, Clepuk, Mehong dan ABK. Apakah kalian tau? Air terjun ini begitu menawan. Bahkan bisa membuat aku yang dulunya sama skali tidak suka dengan air terjun bisa jatuh cinta. Semuga kelak aku bisa mengulang tempat ini bersama kalian.
Kemaren juga sempat
buming B-29. Ramai dibicarakan bukan? Dan kita kesana bersama-sama, lagi-lagi
hanya srikandi yang kesana karena hanya aku, Nunung, Mehong, Clepuk yang
menyapa bukit 2900 mdpl itu. Taukah kalian kalau perjalanan kesana sungguh
menarik, kita disuguhi bunga berwarna kuning dikanan kiri yang terhambar bak
permadani menyapa sang putri. Disana kita juga bisa melihat puncak Mahameru
dari dekat, indah dan gagah. Jonggring saloka yang tiada henti memberitahu
bahwa dia hidup lewat muntahan asap tebalnya seolah menjadi saksi kedatangan
kita ditempat itu. Perjalanan dari parkiran yang kita tempuh dengan kaki
telanjang dan jalan berdebu tak menyusutkan niat kita untuk sampai ditempat
itu. Bukahkah tidak merasa lelah ketika kita jalan bersama dengan isian celoteh
dan cerita penuh tawa? Keindahan lain yaitu ketika pagi kita menyaksikan
terbitnya mentari dari jarak yang dekat. Ah sayang aku sedikit kecewa, ternyata
tak seindah yang ada dibayanganku namun tetap berkesan karena itu aku saksikan
dengan kalian walau tak smuanya ikut.
Yah sampai aku menulis cerita ini aku masih selalu berdoa dan merapal mantra semuga, semuga kelak kita mampu berdiri dipuncak suatu gunung bersama-sama. Tidak perlu ke gunung dengan jalur terpanjang dan tercantik di Jawa, Argopuro, tidak juga ke gunung dengan jalur tersulit di Jawa, Raung, apalagi ke Puncak tertinggi Jawa, Semeru hanya sekedar kepuncak Gumuk aku sudah senang, asal bersama kalian, kita ber17. Atau kalian gak mau mendaki, kita masih punya pantai dengan buih indah diplengkung atau kalian ingin pantai yang dekat-dekat saja, tidak masalah, atau mungkin kalian bosan dengan ombak dan pasir, kita masih punya air terjun Madakaripura yang menawan, ah mungkin kalian mau mengenang kita DIKJUT di tancak, gak apa-apa, dimanapun tempatnya asal kita bisa ber-17 aku suka.
Yah sampai aku menulis cerita ini aku masih selalu berdoa dan merapal mantra semuga, semuga kelak kita mampu berdiri dipuncak suatu gunung bersama-sama. Tidak perlu ke gunung dengan jalur terpanjang dan tercantik di Jawa, Argopuro, tidak juga ke gunung dengan jalur tersulit di Jawa, Raung, apalagi ke Puncak tertinggi Jawa, Semeru hanya sekedar kepuncak Gumuk aku sudah senang, asal bersama kalian, kita ber17. Atau kalian gak mau mendaki, kita masih punya pantai dengan buih indah diplengkung atau kalian ingin pantai yang dekat-dekat saja, tidak masalah, atau mungkin kalian bosan dengan ombak dan pasir, kita masih punya air terjun Madakaripura yang menawan, ah mungkin kalian mau mengenang kita DIKJUT di tancak, gak apa-apa, dimanapun tempatnya asal kita bisa ber-17 aku suka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar